ptdigital-burnout

Rasa lelah dan jenuh, atau burnout, saat bekerja pasti pernah dirasakan setiap orang. Kondisi pekerja yang mengalami burnout ini tidak hanya menjadi tanggung jawab si pekerja sendiri untuk mengatasinya. Perusahaan atau pemilik bisnis juga memiliki andil untuk menciptakan sistem dan lingkungan kerja yang sehat demi meminimalisir risiko munculnya kondisi ini.

Karenanya, penting untuk mengetahui penyebab burnout. Dengan mengetahui penyebab kondisi burnout pada pekerja, Anda bisa lebih efektif dalam memilih cara mengatasi burnout yang cocok untuk masing-masing orang, sehingga produktivitas kerja tetap terjaga. Berikut ulasan selengkapnya.

Kurangnya training untuk pekerja

Penyebab burnout yang pertama bisa jadi membuat Anda terkejut. Ternyata, kurangnya training untuk pekerja bisa memicu terjadinya burnout. Kebanyakan training hanya difokuskan pada pengenalan perusahaan dan produk saja. Sementara pekerja tidak dilatih untuk melakukan rutinitas kerja dengan beban tugas tertentu. Tidak heran jika akhirnya terjadi burnout karena perbedaan ekspektasi dengan realita pekerjaan.

Lingkungan kerja yang tidak kondusif

Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif juga bisa jadi salah satu cara mengatasi burnout. Saat lingkungan kerja tidak kondusif, tekanan pekerjaan akan menjadi lebih berat bagi pekerja. Lingkungan kerja yang tidak kondusif ini bukan hanya perkara rekan kerja yang toxic saja, tetapi juga ketersediaan perangkat kerja atau teknologi yang memadai.

Kurangnya umpan balik

Tidak sedikit pekerja yang melakukan pekerjaannya dengan sangat baik, bahkan melebihi ekspektasi. Namun sayangnya, masih banyak juga pekerja yang tidak mendapat umpan balik atau apresiasi yang layak. Dalam beberapa kasus, supervisor atau manager yang terlalu fokus pada target kerja menjadi lupa untuk memberikan umpan balik yang sepadan bagi para karyawannya. Ini bisa menyebabkan burnout yang berkepanjangan bila didiamkan begitu saja.

Lelah menghadapi konsumen

Penyebab burnout lainnya juga bisa disebabkan tekanan dan rasa lelah saat harus menghadapi klien atau konsumen yang tidak kooperatif. Mengingat tidak semua orang tahu cara berkomunikasi yang baik, alhasil amarah dan rasa kesal disampaikan dengan cara yang juga tidak baik. Dampaknya pada mental pekerja tentu saja begitu besar, terutama secara emosional. Jika berlangsung terus-menerus jelas ini bukanlah hal yang baik.

Cara mengatasi burnout

Dari beberapa penyebab burnout di atas, kira-kira cara mengatasi burnout yang tepat seperti apa yang bisa diterapkan. Berikut beberapa cara mengatasi burnout saat bekerja yang bisa dapat Anda terapkan demi menciptakan lingkungan kerja serta kondisi pekerja yang lebih sehat dan prima.

  1. Komunikasi dengan sesama anggota tim

Pastikan komunikasi dengan sesama anggota tim tetap berjalan dengan mulus, baik itu secara langsung atau jarak jauh. Terapkan cara berkomunikasi yang baik dan hormati satu sama lain. Buka percakapan tentang kondisi pekerjaan masing-masing untuk menemukan sekiranya ada kesulitan dalam prosesnya. Dengan begini, solusi pun bisa didiskusikan lebih lanjut.

  1. Berikan tugas sesuai dengan kemampuan

Cara mengatasi burnout selanjutnya adalah memastikan tugas yang dikerjakan sudah sesuai dengan job desc serta bobot kerja per hari. Usahakan tidak ada pekerja yang harus bekerja lembur. Dengan kata lain, setiap pekerja hanya mengerjakan pekerjaan sesuai bobot kerja harian mereka.

  1. Beri fleksibilitas

Di era digital seperti ini, di mana pekerjaan bisa dilakukan di mana saja selama terhubung dengan internet dan teknologi yang memadai, buatlah sistem kerja yang lebih fleksibel. Cara mengatasi burnout yang berikutnya adalah memungkinkan adanya opsi untuk pekerja melakukan work from home atau bekerja secara remote dari mana saja. Tujuannya untuk memberikan suasana kerja yang baru dan berbeda dari kantor.

  1. Mulai menggunakan teknologi untuk efisiensi kerja

Cara mengatasi burnout yang terakhir dan tidak kalah penting adalah mulai menggunakan teknologi untuk efisiensi kerja. Adanya teknologi bisa membantu meringankan beban kerja dan juga membantu pekerjaan jadi selesai lebih cepat dengan kualitas baik. Teknologi seperti ini kini banyak tersedia, tergantung dengan kebutuhan bisnis Anda.

Salah satu contoh teknologi yang menawarkan efisiensi kerja adalah PrimeTelco dengan layanan Call and Omni-Channel Contact Center. Layanan yang membantu Anda menangani divisi call center atau customer service dengan agen profesional yang bekerja dengan menjaga kualitas layanannya dengan baik. Tidak hanya itu, PrimeTelco juga menawarkan layanan dengan pilihan fitur yang lengkap sesuai dengan kebutuhan Anda.